Kisahnyaterdapat dalam Perjanjian Baru di Alkitab, yaitu dalam Kisah Para Rasul 5 ayat 1-11. Nama Ananias berarti Allah telah memberikan, atau Allah Rahmani. Sedangkan nama Safira berarti cantik
BacaanAlkitab Suara KJIWasiat BaruPerjanjian BaruVersi King James IndonesiaKitab : Kisah Para Rasul Pasal : 5 , Ayat : 1 - 4200:00 Ananias dan Safira mendus
KisahPara Rasul 5. 5. Ananias dan Safira. 1 Tetapi ada seorang laki-laki bernama Ananias. Ia dengan istrinya bernama Safira, menjual juga sebidang tanah kepunyaan mereka. Kisah Para Rasul 5:11; Kisah Para Rasul 5:12; Kisah Para Rasul 5:13; Kisah Para Rasul 5:14; Kisah Para Rasul 5:15; Kisah Para Rasul 5:16; Kisah Para Rasul 5:17;
Vay Nhanh Fast Money. MTPJ 25 – 31 Juli 2021TEMA BULANAN “Menerima dan Memberlakukan Keadilan Allah”TEMA MINGGUAN “Kebenaran Versus Dusta” Renungan Harian Kristen Pembalasan Hak Tuhan Istimewa ALASAN PEMILIHAN - Tak dapat kita pungkiri dua terminologi kebenaran dan dusta memiliki keterkaitan, bagaikan dua sisi yang sangat berten-tangan dari satu mata uang, yang tak pernah terpisahkan. Dalam realita masyarakat, ketika ada kebenaran, pasti di sekitarnya ada dusta, demikian juga sebaliknya. Kebenaran dan dusta adalah dua kata yang berbeda dan memiliki arti tersendiri. Kebenaran dari kata dasar “benar” berarti “ keadaan hal yang sebagainya yang cocok dengan keadaan hal yang sesungguhnya, kelurusan hati, kejujuran. Sedangkan “dusta” berarti tidak benar, bohong KKBI. Kebenaran menjadi dasar dari sebuah kepercayaan, inte-gritas iman, keamanan dan stabilitas. Dan ketika kebenaran di-ganti dengan kebohongan, maka nilai-nilai di atas akan meng-hilang dari kehidupan manusia. Sebab ketidakbenaran atau dusta adalah dosa yang sering dipakai oleh iblis, untuk me-muaskan keinginan pribadi, apakah itu ada hubungannya de-ngan menyetujui kebohongan atau menyatakan suatu kesaksian palsu. Oleh sebab itu, mengapa kebenaran itu penting? Karena kehidupan ini memiliki konsekuensi bagi setiap tengah-tengah fenomena yang terjadi, dimana dusta lebih mendominasi seseorang untuk membenarkan diri. Saat ini jemaat-jemaat sedang melaksanakan pesta iman, pesta peng-ucapan syukur, firman Tuhan ini mau mengajak pribadi, keluarga maupun jemaat untuk selalu melakukan kebenaran, apalagi berhubungan dengan memberi persembahan yang merupakan bagian dari tanda syukur kita kepada Tuhan. Karena itu dengan alasan ini maka tema bulanan “Menerima dan Memberlakukan Keadilan Allah” dan tema mingguan “Kebenaran versus Dusta”. Renungan Persembahan yang Berkenan Istimewa PEMBAHASAN TEMATISn Pembahasan Teks Alkitab ExegeseKitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama “Teofilus” 1. Dan penulis kedua kitab ini adalah Lukas “Tabib…. yang kekasih Kol. 414. Ditulis sekitar tahun 60-an M. Adapun tujuannya mengisahkan permulaan berdirinya gereja dan perkembangannya serta peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus. Oleh karena itu tema kitab Kisah Para Rasul Penyebaran Injil yang penuh keberhasilan melalui kuasa Roh Kudus. Khusus Kisah Para Rasul 51-11, tidak terlepas dari pasal sebelumnya Kisah 432-37. Penulis Kisah Para Rasul men-ceritakan bagaimana cara hidup jemaat mula-mula yang terinspirasi dengan motivasi pelayanan yang dilakukan Para Rasul melalui kesaksian mereka tentang kebangkitan Kristus. Jemaat yang dikuasai kuasa Roh Kudus, menunjukkan kesaksian iman yang luar biasa, bertekad untuk hidup sehati dan sejiwa, dan ini bukan hanya kata-kata, sampai-sampai mereka menganggap segala sesuatu yang mereka punyai sebagai milik bersama, sehingga bersepakat untuk menjual kepunyaan mereka, tanah atau rumah dan membawa hasil penjualannya kepada rasul-rasul untuk dibagikan, sehingga ada keseimbangan antara yang kuat dan lemah supaya tidak seorangpun yang berkekurangan di antara jemaat. Ayat 1-2. Adapun Ananias dan Safira, sepasang suami isteri yang memiliki nama yang indah, Ananias berarti Allah yang memberikan dan Safira berarti yang cantik. Ternyata nama yang indah, belum menjamin kelakuan mereka. Kedua suami istri ini, supaya mereka tidak kelihatan ketinggalan, melakukan hal yang sama seperti Barnabas dan orang-orang lain 37 menjual sebidang tanah untuk diletakkan di depan kaki rasul-rasul. Sepengetahuan istrinya, Ananias menahan sebagian hasil penjualan untuk dirinya sendiri. “Menahan” kata kerja Yunani, Nosphizomai, yang berarti menahan bagi dirinya sendiri, menyelewengkan. Untuk tindakan ini Ananias dan Safira tidak komitmen pada hasil penjualannya, terbukti ketika mereka tidak jujur dan berdusta dengan motivasi ingin dihargai. Ananias dan Safira ingin mendapat pengakuan dan mau menonjolkan diri, padahal mereka tidak dapat melaksanakan sepenuhnya. Dengan demikian, mereka menghina Allah dan menipu orang lain, saat berpura-pura menyerahkan hasil penjualan itu kepada rasul-rasul. Mereka tamak terhadap kekayaan dunia, dan tidak percaya pada Allah dan pemeliharaan-Nya. Ayat 3-10, Ananias berharap mendapat nama dan pujian, justru Petrus menegur dia, Petrus memberikan tuduhan yang tak terbantahkan akan kejahatan itu. Petrus tidak menuduh bahwa Ananias menipu dia, tetapi menipu Roh Kudus. Adalah sebuah kesalahan besar jikalau kita melakukan sesuatu berdasarkan kehendak sendiri dan bukan pada kehendak Roh Kudus. Dalam hal ini Petrus mengetahui bahwa hati Ananias penuh niat untuk berbuat jahat dan karena itu tidak memberi dia waktu untuk bertobat. Petrus menunjukkan sumber dosanya Pertama, hatinya dikuasai Iblis menjelaskan bahwa apa pun yang bertentangan dengan Roh, berasal dari roh yang jahat yang dikuasai oleh iblis dan dikuasai keduniawian. Melalui perbuatan ini tampaklah bahwa Ananias membiarkan Iblis memenuhi hatinya. Sebab ia tidak “sehati” dengan orang-orang percaya. Kedua, Ananias mendustai Roh Kudus. Kata mendustai Yunani pseudomai berarti mengingkari, berbohong, sikap palsu atau menfitnah. Tindakan ini sebagai mengingkari Roh Kudus yang ada pada dirinya tetapi juga Roh Kudus yang ada pada para rasul. Dari perkataan Petrus jelas terindikasi Ananias tidak wajib menjual hartanya dan menyerahkan hasil penjualannya. Kalau pun dilakukan itu merupakan suatu tindakan murni dan bukan kewajiban yang dipaksakan, baik sebelum maupun sesudah tanah dijual, mereka boleh memakainya sesuai keinginan mereka. Tetapi yang terjadi adalah tindakan ini merusak persekutuan jemaat dengan berdusta dan menipu Allah.
Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah. Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Tetapi Petrus berkata ”Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.” Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu. Lalu datanglah beberapa orang muda; mereka mengapani mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya. Kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri Ananias, tetapi ia tidak tahu apa yang telah terjadi. Kata Petrus kepadanya ”Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?” Jawab perempuan itu ”Betul sekian.” Kata Petrus ”Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar.” Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya. Maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu.
kisah para rasul 5 1 11